Pembibitan Tembakau: Sebuah Pondasi Usaha | Tembakau dan Cengkeh Indonesia

Pembibitan Tembakau: Sebuah Pondasi Usaha

HPK taruh disini
Pembibitan Tembakau: Sebuah Pondasi Usaha


Bibit merupakan faktor yang sangat menentukan dalam budidaya tembakau. Biasanya petani masih menganggap sepele tentang bibit tembakau walaupun bibit yang bagus akan sangan menentukan keberhasilan usahanya. Petani masih suka membeli bibit dari para penangkar bibit dengan alasan muran dan tidak mau repot. Bibit dari para penangkar ini biasanya sangat dipengaruhi oleh kondisi musim dan pasar bibit pada waktu itu. Beberapa kekurangan bibit yang berasal dari pembelian adalah : Varietas tidak diketahui dengan pasti, kadang-kadang tercampur, umur kurang tua, bibit kecil dan etiolasi karena padat, perakaran kurang bagus, kecil dan tidak seragam.

Pembibtan tembakau sebenarnya sangat mudah dan murah. Petani bisa mengusahakan pembibitan sendiri sehingga mereka akan memperoleh bibit yang sehat dan seragam, varietasnya jelas, berbatang keras, berakar banyak, dan bisa memilih dalam jumlah yang diinginkan.

Ada beberapa sistem dalam pembibitan tembakau yaitu sistem konvensional, sistem para-para dan sistem semi float.

Pembibitan Tembakau: Sebuah Pondasi Usaha

1.    Pembibitan sistem konvensional

Pembibitan sistem konvensional adalah pembibitan yang dilakukan di lahan atau tanah dengan cara membuat bedengan-bedengan. Ukuran bedengan bisa sangat bervariasi tetapi dibutuhkan lahan seluas 150 m² untuk pertanaman 1 Ha.

Keuntungan bedengan sistem ini adalah mudah dan murah untuk dikerjakan, bisa memilih bibit sepuasnya dan kadang-kadang ada kelebihan bibit yang bisa dijual.

Kekurangannya adalah petani harus menyisakan lahan untuk bedengan, biasanya ada serangan penyakit dan banyak memerlukan tenaga kerja untuk pemeliharaan.

2.    Pembibitan sistem para-para

Merupakan modifikasi sistem konvensional. Bedengan dibuat di sekitar rumah petani dengan luas menyesuaikan kebutuhan bibit yang akan di tanam. Bedengan dibuat diatas para-para yang terbuat dari bambu atau bahan-bahan yang mudah didapat disekitar tempat tinggal petani.

Keuntungannya adalah tidak perlu menyisakan lahan produktif, bisa dibuat disekitar rumah sehingga pemeliharaan menjadi lebih mudah, bisa mengurangi serangan penyakit.

Kekeurangannya adalah adanya tambahan modal dan tenaga untuk mempersiapkna para-para, harus mempersiapkan media untuk bedengan dan jumlah bibit yang dihasilkan biasanya terbatas sehingga kurang leluasa dalam pemilihan bibit dan tidak ada sisa bibit.

3.    Pembibitan sistem semi floating

Sistem semi floating adalah sistem pembibitan yang sudah modern. Pembibitan dilakukan didalam tray yang diletakkan di dalam kolam air sehingga sangat menghemat penggunaan tenaga kerja.

Keuntungannya adalah sangat praktis, tidak usah siram tiap hari dan tidak perlu melakukan penyiangan. Hemat tenaga kerja dan bibit yang dihasilkan seragam dan perakarannya tidak rusak. Bibit tidak mengalami stress saat ditanam di lahan sehingga pertanaman akan lebih sehat dan seragam.

Kekurangannya adalah adanya biaya tambahan untuk pembelian tray, pembuatan kolam bedengan dan pembelian media bedengan. Bibit yang dihasilkan juga terbatas sehingga kurang leluasa memilih bibit yang bagus.
close
==[ Klik disini 2X ] [ Close ]==